Friday, 12 December 2014

pendidikan inklusif

Isu-Isu di Sekitar Sekolah dalam Menciptakan Sekolah Inklusif
Sementara bab sebelumnya membahas tentang isu-isu besar menyangkut perubahan sekolah dan kepemimpinan yang penting untuk perkembangan yang sukses dari sekolah inklusif, beberapa isu-isu pendukung juga harus dibahas selama program ini dikembangkan, diimplementasikan, dan dipelihara. Bab ini membahas isu-isu yang sangat spesifik, namun tetap penting:
         Perlunya waktu perencanaan yang memadai
         Perlunya perkembangan profesional
         Memahami keunikan peran guru pendidikan khusus
         Perlunya untuk menyeimbangkan keinginan dalam proporsi alamiah dengan intensitas pelayanan
         Menyediakan pertimbangan cermat untuk menjadwalkan dan penggunaan sumber daya-sumber daya
         Pertimbangan dalam pemeliharaan sekolah inklusif

Perlunya Waktu Perencanaan yang Memadai
Saat mempertimbangkan kompleksitas dari perubahan yang diperlukan untuk mengembangkan sekolah inklusif, penting untuk diingat bahwa perkembangan dan implementasi program akan memakan banyak waktu, energi, dan sumber daya daya lain (Fox & Ysseldyke, 1997; Fullan, 1993). Banyak waktu yang diperlukan untuk guru dan administrator dalam merencanakan sekolah inklusif, mengunjungi sekolah inklusif lain yang telah berhasil, terlibat dalam perkembangan staf, dan banyak aktivitas lain. Selanjutnya, bab 9 menjelaskan pendekatan sistematis untuk mengembangkan sekolah inklusif dengan mengilustrasikan poin ini. 10 langkah yang telah kita gunakan saat bekerja dengan banyak sekolah memerlukan penggunaan intensif akan sumber daya daya. Proses ini akan menghabiskan setidaknya enam bulan untuk selesai, dan sering kali menghabiskan setahun penuh atau lebih. Mempertimbangkan tuntutan waktu pada guru dan administrator dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah sekolah inklusif, ini sangat penting mengingat tanggung jawab ini tidak sederhana apabila ditambahkan dengan tanggung jawab yang lain dari para profesional yang sibuk dan seringkali memiliki terlalu banyak pekerjaan. Meskipun sifat dari penerimaan guru pendukung dan administrator akan beragam berdasarkan sistem sekolah setempat, sumber daya harus tersedia untuk memastikan dukungan yang memadai untuk merencanakan pertemuan, perkembangan profesional, kunjungan ke sekolah lain, dan sebagainya.

Sebagai tambahan untuk kebutuhan merencanakan waktu sebagaimana program inklusif dikembangkan, juga sama pentingnya (dan mungkin lebih penting) untuk menyediakan waktu perencanaan terus-menerus setelah program diimplementasikan untuk memastikan keberhasilan. Contohnya, setelah mengimplementasikan sebuah program inklusif, guru yang membantu mengajar atau berkolaborasi akan perlu untuk bertemu untuk mendiskusikan dan merencanakan aktivitas kolaboratif mereka. Selanjutnya, petinggi sekolah harus terus bertemu untuk mengevaluasi dan mengatur program inklusif sebagaimana diperlukan. (Isu ini akan didiskusikan lebih jelas dalam bab ini.) Jadi, waktu perencanaan adalah isu kritis dalam memastikan perkembangan, begitu juga pemeliharaan, dari sekolah inklusif yang sukses.
daftar rujukan:
Mcleskey, James & Waldron Nancy L. 2000. Inclusive School In Action. United States Of America. ASCD.

No comments:

Post a Comment