Isu-Isu
di Sekitar Sekolah dalam Menciptakan Sekolah Inklusif
Sementara
bab sebelumnya membahas tentang isu-isu besar menyangkut perubahan sekolah dan
kepemimpinan yang penting untuk perkembangan yang sukses dari sekolah inklusif,
beberapa isu-isu pendukung juga harus dibahas selama program ini dikembangkan,
diimplementasikan, dan dipelihara. Bab ini membahas isu-isu yang sangat
spesifik, namun tetap penting:
•
Perlunya waktu perencanaan yang memadai
•
Perlunya perkembangan profesional
•
Memahami keunikan peran guru pendidikan khusus
•
Perlunya untuk menyeimbangkan keinginan dalam proporsi
alamiah dengan intensitas pelayanan
•
Menyediakan pertimbangan cermat untuk menjadwalkan dan
penggunaan sumber daya-sumber daya
•
Pertimbangan dalam pemeliharaan sekolah inklusif
Perlunya
Waktu Perencanaan yang Memadai
Saat
mempertimbangkan kompleksitas dari perubahan yang diperlukan untuk
mengembangkan sekolah inklusif, penting untuk diingat bahwa perkembangan dan
implementasi program akan memakan banyak waktu, energi, dan sumber daya daya
lain (Fox & Ysseldyke, 1997; Fullan, 1993). Banyak waktu yang diperlukan
untuk guru dan administrator dalam merencanakan sekolah inklusif, mengunjungi
sekolah inklusif lain yang telah berhasil, terlibat dalam perkembangan staf,
dan banyak aktivitas lain. Selanjutnya, bab 9 menjelaskan pendekatan sistematis
untuk mengembangkan sekolah inklusif dengan mengilustrasikan poin ini. 10
langkah yang telah kita gunakan saat bekerja dengan banyak sekolah memerlukan
penggunaan intensif akan sumber daya daya. Proses ini akan menghabiskan
setidaknya enam bulan untuk selesai, dan sering kali menghabiskan setahun penuh
atau lebih. Mempertimbangkan tuntutan waktu pada guru dan administrator dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah sekolah inklusif, ini sangat
penting mengingat tanggung jawab ini tidak sederhana apabila ditambahkan dengan
tanggung jawab yang lain dari para profesional yang sibuk dan seringkali
memiliki terlalu banyak pekerjaan. Meskipun sifat dari penerimaan guru
pendukung dan administrator akan beragam berdasarkan sistem sekolah setempat,
sumber daya harus tersedia untuk memastikan dukungan yang memadai untuk
merencanakan pertemuan, perkembangan profesional, kunjungan ke sekolah lain,
dan sebagainya.
Sebagai
tambahan untuk kebutuhan merencanakan waktu sebagaimana program inklusif
dikembangkan, juga sama pentingnya (dan mungkin lebih penting) untuk
menyediakan waktu perencanaan terus-menerus setelah program diimplementasikan
untuk memastikan keberhasilan. Contohnya, setelah mengimplementasikan sebuah
program inklusif, guru yang membantu mengajar atau berkolaborasi akan perlu
untuk bertemu untuk mendiskusikan dan merencanakan aktivitas kolaboratif
mereka. Selanjutnya, petinggi sekolah harus terus bertemu untuk mengevaluasi
dan mengatur program inklusif sebagaimana diperlukan. (Isu ini akan
didiskusikan lebih jelas dalam bab ini.) Jadi, waktu perencanaan adalah isu
kritis dalam memastikan perkembangan, begitu juga pemeliharaan, dari sekolah
inklusif yang sukses.
daftar rujukan:
Mcleskey, James & Waldron Nancy L. 2000. Inclusive School In Action. United States Of America. ASCD.
No comments:
Post a Comment