1. Kikir atau Bakhil
Kikir atau bakhil yaitu tidak mau
mengeluarkan harta yang semestinya harus dikeluarkan, baik untuk dirinya, untuk
kepentingan agama maupun untuk orang lain dan masyarakat.
a. Kikir terhadap diri sendiri, misalnya
tidak mau membeli pakaian yang baik dan bagus, sedang yang dipakainya telah
buruk dan sobek, tidak mau mengeluarkan uang untuk mengobati diri sendiri.
b. Kikir terhadap orang lain dan masyarakat,
yaitu tidak mau memberi dan menolong famili, tetangga atau orang-orang yang
terlantar.
c. Kikir terhadap agama, yaitu tidak mau
mengeluarkan zakat dan nafkah keluarga. pada hal zakat dan nafkah keluarga itu
wajib dilakukan.
Begitulah ciri-ciri orang yang kikir itu,
ia hanya senang menumpuk-numpuk harta. tetapi hartanya itu tidak ada manfaat
baginya. kepentingan dirinya tidak dipenuhinya. kepentingan agama tidak
dilaksanakannya, begitu juga kepentingan masyarakat tidak dipedulikannya. Sifat
kikir itu adalah sifat buruk dan amat dicela. apalagi kikir terhadap kewajiban
agama yang merupakan pendurhakaan dan dosa terhadap Allah SWT. orang yang kikir
celaka hidupnya, di dunia tidak berbahagia dan di akhirat tidak akan masuk
surga. maka jauhilah sifat kikir itu. belanjakanlah harta untuk keperluan yang
semestinya. baik untuk jalan Allah maupun untuk jalan kebaikan. sebab harta
yang diberikan itu tidaklah akan hilang begitu saja. tetapi Allah akan
menukarnya dengan yang berlipat ganda. bahkan akan mendapat pahala yang tidak
terhitung banyaknya.
Sabda Nabi Muhammad SAW: "Tiada suatu
haripun orang bangun di waktu paginya, melainkan ada dua malaikat turun, maka
berkatalah salah seorangnya: Ya Allah! berilah ganti orang yang membelanjakan
(hartanya!)
Dan berkata pula yang lain: Ya Allah!
lenyapkanlah harta orang yang kikir dan menahannya!"
Selanjutnya sabda Nabi Muhammad
SAW.:"Dua sifat yang tidak dapat ditemui dalam diri seorang mukmin, kikir
dan jahat kelakuan.
2. Khianat
Khianat artinya berlaku curang dan tidak
dipercaya. Lawannya amanat artinya jujur dan dipercaya. Orang yang khianat sama
halnya dengan orang yang pembohong. Ia suka mungkir janji, tidak mau membayar
hutang. Suka membocorkan rahasia teman. Tidak mau menyelesaikan tugas kewajiban
yang telah disanggupinya. Barang titipan tidak dipeliharanya dengan baik. Selalu
mementingkan diri sendiri dengan merugikan kepentingan orang lain. Ia adalah seburuk-buruk
manusia yang tidak mempunyai tanggung jawab bagi keselamatan teman-temannya dan
masyarakatnya.
Ia lebih berbahaya dari pada musuh yang dihadapannya.
Sebab ia adalah musuh dalam selimut. Suka mencelakakan teman. Kepada tuhanpun
ia berkhianat, ia tidak mau mematuhi perintah Allah dan menghentikan
larangan-Nya. Padahal ia telah mengaku iman dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat.
Orang yang khianat akan sengsara hidupnya,
ia tidak akan dipercaya selama hidup. Ia akan terasing dalam pergaulan, orang
memandangnya rendah dan hina. Pintu rezekinya tertutup, orang tidak mau
menolongnya. Di atas dunia ia tidak berbahagia. Di akhiratpun ia masuk neraka. Sifat
khianat adalah tanda kemunafikan, dan serendah-rendah budi. Maka jauhilah sifat
khianat dan pakailah sifat amanah. Sebab sifat amanah membuka pintu rezeki dan
kebahagiaan.
Firman Allah dalam Al-qur’anak An-Nisa
ayat 108: “Jangan kamu membela orang-orang yang khianat pada diri mereka. Sesunggunya
Allah tidak suka kepada orang yang khianat dan berbuat dosa.
Sumber Rujukan:
Syaf Mahyudin, 1975. Pelajaran Akhlak.
Bandung: Sulita Bandung.
....
ReplyDelete